Happy and sad moments.... Make my life balance!

May 27, 2018

Senang ketemu sama guru-guru hebat, heboh, keren: 
ms Vero, ms Vebri, ms Tania, ms Uli 
ms Kristin, dan ms Bella

Hari Sabtu kemarin, saya berkesempatan bertemu dengan para guru dan kolega saya di sekolah dimana saya dulu pernah dipercayakan untuk memimpin disana.
Sudah beberapa bulan saya tidak bertemu mereka. 
Rasa kangen yaaa jelas ada. 

Apalagi dengan kolega-kolega saya, ms Jeni dan ms Mita yang adalah teman-teman seperjuangan yang dari awal sama-sama merintis berdirinya sekolah tersebut 18 tahun yang lalu...
Bayangin deeh.... Lamaaa banget kaaaan?

Walaupun sudah cukup lama saya tidak day to day lagi in charge secara operasional disana karena lokasi saya tinggal sekarang sudah tidak memungkinkan untuk daily visit kesana, namun silaturahmi kami bertiga masih sangat erat dan terjaga, sampai sekarang ini. Kami masih tetap berdiskusi masalah apapun, dari masalah kesehatan, rumah tangga, sekolah, spiritual, dan apapun... Kami sudah seperti sisters, topik apapun menjadi layak untuk didiskusikan, heheheeee.....

Ms Jeni dan ms Mita, my colleagues... 
and also my sisters in CHRIST

Naaaah, kemarin itu, selain melepas kangen, kami juga berkesempatan membahas beberapa hal menyangkut training-training yang akan kami bawakan bulan Juli nanti, graduation anak-anak didik yang sudah di depan mata, dan juga urusan sekolah.

Saking happynya, saya ga merasa waktu sudah berjalan beberapa jam. Malah saya berasanya kok baru sebentar deh chit chat kami, tau-tau udah lunch time.
That's because I'm so excited, for sure!

Akhirnya jam 2 siang, saya sudah harus beranjak karena bersama suami harus mengantar Shalom kontrol ke rumah sakit Pantai Indah Kapuk (RS PIK), untuk mengecek kondisi telinga Shalom. 
Sudah sekitar tiga mingguan ini kami merasa kualitas dengar Shalom menurun.
Dia tidak sesigap biasanya dalam merespon ketika kami berbicara dengannya, bahkan sering banget dia bertanya, "Apa?" berkali-kali setelah kami berbicara dengannya.... Dia minta ucapan kami diulang-ulang....

Shalom menangis ketika diambil T-Tubenya, puji TUHAN
dokter Harim sangat sigap dan cekatan, jadi prosesnya
berlangsung cepat

Dan setelah diperiksa oleh dokter Harim, ternyata T-Tube yang ada di dalam kedua telinganya sudah lepas dan gendang telinganya robek cukup besar, hikss...

Belum hilang kaget saya dengar dokter bilang begitu, ditambah hati saya sedih lihat Shalom menangis kala T-Tube itu diambil dari telinganya. Dia berusaha ga gerak, supaya dokter Harim bisa dengan mudah dan cepat mengambilnya dari kedua telinganya, jadinya dia menangis dengan gaya seperti patung dengan satu kaki yang terangkat, yang entah apa maksudnya itu....
Untung karena kesigapan dokter senior ini, tindakan yang diambil menjadi tidak berlarut-larut. Puji TUHAN.....

T-Tube yang selama ini ada dalam telinga Shalom sudah terlepas.
Ukurannya sangat kecil.

Efek dari lepasnya T-Tube dan robeknya gendang di kedua telinganya Shalom tentu berdampak sangat besar baginya. 
Penurunan ambang dengar yang signifikan....
Dokter Harim menyarankan Shalom untuk tes Auditory Steady State Response (ASSR) kembali dan Alat Bantu Dengar (ABD)nya di setting ulang sesuai hasil ASSR nanti. 
Ooooww... Poor Shalom.... 

Saya udah langsung ngebayangin ribetnya menjalani proses itu.
Saya ngebayangin Shalom yang selalu pingin muntah dikala minum obat tidurnya yang rasanya pahiiiiiit banget, walaupun ada air gula dan permen yang disediakan untuk menetralkan rasa pahit sesudah obat diminum.
Pemberian obat tidur masih perlu diberikan sebelum tes ASSR agar pemeriksaan bisa berjalan maksimal. Selama pemeriksaan, pasien sama sekali tidak boleh bergerak, jadi untuk anak kecil masih harus dibantu dengan diberikan obat tidur dengan dosis yang sesuai dengan anak.

Saya juga ngebayangin efek dari penurunan pendengarannya, terutama di sekolahnya.
Penurunan pendengaran pasti berpengaruh pada penurunan akademiknya. dan itu memang sudah terlihat dalam dua-tiga minggu belakangan ini.

Biasanya, kalau Shalom sedang mengalami penurunan pendengaran, dia akan secara otomatis melihat gerakan bibir lawan bicaranya pada saat berbicara. Ini disebut lip-reading. Saya ga pernah mengajari dia sama sekali lip-reading, supaya kemampuan dengarnya lebih maksimal dengan ABDnya sesuai dengan Auditory Verbal Therapy (AVT) yang dulu pernah diikutinya, tapi karena Shalom sudah berkali-kali mengalami penurunan pendengaran, maka dia secara otomatis 'belajar' sendiri untuk 'mendengar' dari gerakan bibir lawan bicaranya, ditambah dengan melihat gerakan atau gesture dari si lawan bicara, pada setiap sedang terjadi penurunan pendengaran. Kadang, kalau gerakan bibir dan gesture tidak dia mengerti, dia akan ambil secarik kertas atau handphone, atau apapun, dan dia minta dituliskan supaya dia bisa mengerti. Smart kamu, nak!

Untunglah pas selesai pemeriksaan, Shalom cepat untuk ceria lagi. 
Walaupun hidungnya masih merah dan matanya masih sembab karena sisa-sisa menangis masih terlihat di wajahnya yang mungil.
Sayapun melihat itu jadi mulai semangat lagi. 
Saya bersyukur, dia adalah malaikat kecil kami yang selalu ceria.....

Kembali ceria setelah pemeriksaan

Dalam perjalanan pulang, saya merenung....

Hari ini, saya mengalami dua perasaan yang bertolak belakang... 
Perasaan senang dan bahagia pada saat bertemu guru-guru dan sisters saya, tapi juga merasakan sedih dan kuatir atas keadaan Shalom.
Tapi saya tetap bersyukur, karena dengan merasakan ini semua, saya merasa hidup saya balance.

Saya sadar, kalau saya diijinkan untuk merasa senang sepanjang hari, mungkin saja saya akan terlena dengan perasaan tersebut, dan lupa untuk mengucap syukur dan selalu bergantung padaNYA.

Sayapun mulai mengucap syukur dalam hati...

Terima kasih TUHAN, saya sudah bertemu dengan orang-orang yang saya kangeni selama ini, mendengar cerita-cerita seru mereka, dan melihat mereka semua sehat tanpa kekurangan sesuatu apapun....

Terima kasih TUHAN, Shalom sudah bisa koperatif waktu diambil tindakan atas kedua telinganya oleh dokter Harim dan kesigapan beliau dalam mengambil tindakan atas Shalom tadi....

Terima kasih TUHAN, Shalom sudah langsung ceria lagi setelah menangis tadi....

Terima kasih TUHAN, untuk suami dan Samuel yang selalu menjadi pendorong semangat saya di saat-saat seperti ini....

Terima kasih TUHAN, untuk ke-smart-an Shalom untuk dapat mencari solusi dengan caranya sendiri dikala pendengarannya sedang bermasalah....

Terima kasih TUHAN, karena sebentar lagi sudah mau libur kenaikan kelas, sehingga Shalom tidak perlu sering ijin untuk tes, dan bolak-balik kontrol ke dokter.

Terima kasih TUHAN, dengan kejadian yang ENGKAU ijinkan terjadi ini, saya diingatkan untuk selalu bergantung kepadaMU... 
Karena kekuatan sejati dan damai sejahtera yang ada di hatiku adalah dari ENGKAU....

Tanpa sadar, bibir saya mulai bergerak mengumandangkan pujian bagiNYA....

BersamaMU BAPA....
Ku lewati semua....
PerkenananMU yang teguhkan hatiku.....
ENGKAU yang bertindak membri pertolongan....
AnugerahMU besar melimpah bagiku....

Dan air mata syukurkupun mengalir.....

Terima kasih, TUHAN!

You Might Also Like

4 comments

  1. Wow... Thank's sista... Tulisanmu banyak memberkati dan menginspirasi byk org terutama diriku. Saya belajar akan sikap hati yg benar di hadapan Tuhan dalam setiap situasi apapun baik susah maupun senang. Doa kami utk Shalom agar kesembuhan total terjadi pada pendengaran dan penglihatannya.. Dan juga utk seluruh keluarga agar diberikan kesehatan dan sukacita. Immanuel. Amin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiiinnnn.... Thank you dear sistaa... 😘

      Delete
  2. Duh ikut sedih bacanya Liss...untung Shallom anak yg kuat dengan mommy yg jg kuat n hebat....smoga pemeriksaan Shallom bisa berjalan lancar dan Tuhan pulihkan pendengaran nya ya....amin...tetep kuat utk Shallom n lisa sekeluarga ya...muach buat Shallom

    ReplyDelete
  3. Amiiiinnn.... Thank you Linda dear..... 😘

    ReplyDelete

Popular Posts

Subscribe