Pemandangan pantai yang indah dengan air jernih dan pasir putihnya |
Yippiiiieee!
Akhirnya jadi liburan juga....
Sempat sih ga mikirin liburan karena fokus kami
belakangan ini lebih ke perawatan telinga Shalom yang harus bolak-balik ke
dokter, tapi puji TUHAN, ternyata masih diijinkan liburan juga walau cuma
sebentar, tapi yang penting kami bisa merasakan suasana dan pengalaman yang
baru, terutama buat anak-anak.
Beberapa bulan yang lalu sebenarnya kami sudah
merencanakan untuk berlibur ke Bangka atau Belitung. Anak-anak sudah ‘jatuh
hati’ pada pantai-pantai di Belitung sejak terakhir tahun 2015 kami sekeluarga
beserta adik ipar saya ke sana. Tapi karena sempat ada penundaan karena
kasus telinga Shalom, maka kali ini batal ke sana.
Karena tujuan utama kami tetap berlibur ke pantai, jadi tujuan
yang disepakati akhirnya ke Lampung, tepatnya di Kalianda, Lampung Selatan yang
tidak jauh-jauh dari pantai, dan kali ini yang menemani keluarga kami berlibur
adalah mami saya.... Horeeee!! Anak-anak sangat senang ketika mendengar omanya
ikut berlibur bersama mereka.
Liburan ke pantai memang sudah menjadi priority list bagi keluarga kami karena
anak-anak suka sekali dengan suasana dan aktifitas pantai.
Kami sengaja menempuh perjalanan lewat darat, karena
ingin mengenalkan secara langsung kepada anak-anak bagaimana suasana dan
sensasi menyebrangi laut Selat Sunda dengan kapal feri. Anak-anak sudah
beberapa kali berlibur dengan kereta api dan pesawat, sekarang saatnya mencoba
naik kapal laut.
Yuuuuk mareeeee....
Suasana di tempat kami duduk dalam kapal feri |
Day 1 [27 Juni 2018]
Perjalanan ke pelabuhan Merak sangat lancar karena masih
pagi dan kebetulan hari itu sedang libur nasional karena Pilkada. Sesampainya
di pelabuhan Merak, kami sempat salah ambil jalur ke arah keluar karena
minimnya petugas yang bisa ditanya, jadinya kami harus berbalik kembali masuk
ke pelabuhan Merak lagi. Untunglah semua proses berjalan lancar, dan kami bisa
sampai di kapal yang beberapa menit lagi akan berangkat jam 9 pagi.
Kapal feri yang kami naiki ini tidak terlalu besar dan
juga agak kotor. Kami pertama dapat duduk di lounge, tapi lama kelamaan tempatnya mulai penuh dan banyak orang
yang merokok di ruangan berAC itu. Sangat disayangkan petugas kapalnya kurang
tegas untuk menegur orang-orang yang merokok di ruangan ber AC itu. Karena ga
tahan dengan bau asap rokok, akhirnya kami pindah ke ruangan lain. Untunglah
kami masih dapat bangku di ruangan lain, dan puji TUHAN tempatnya lebih enak,
bangkunya sofa dan tidak ada yang merokok di sini. Toiletpun dekat. Toko kecil
yang menjual minuman dan snack juga
dekat, jadi memudahkan apabila kami perlu membeli sesuatu.
Shalom asik bermain dengan teman barunya di dek atas kapal feri |
Selama kapal berlayar, anak-anak dan papanya asyik
mengeksplor semua bagian kapal yang bisa dijelajahi. Di dek paling atas ada
tempat bermain untuk anak-anak. Shalom banyak menghabiskan waktunya disana,
apalagi dia juga dapat teman baru selagi bermain, jadi asyiklah dia dengan
dunianya.
Saya dan mami lebih memilih ngobrol dan nyeneck karena
saya agak pusing selama perjalanan dengan feri.
Anak-anak lebih suka berada di luar ruangan selama pelayaran penyebrangan |
Dua jam kemudian kami sampai di pelabuhan Bakauheni.
Menara Siger adalah bangunan pertama yang menyambut
kedatangan kami ketika turun dari feri.
Bangunan ini cukup unik bentuknya, menyerupai mahkota
pengantin wanita Lampung. Menara ini juga sebagai penanda Titik Nol Pulau
Sumatera. Menara Siger ibarat gadis cantik yang akan memancing setiap orang
untuk melamarnya. Maksudnya, menara Siger akan menumbuhkan daya tarik dan
magnet bagi setiap orang, termasuk daya tarik investasi.
Menara Siger (Siger Tower) Sumber gambar: TripTrus |
Menuju ke hotel, kami sengaja tidak memilih melewati
jalan tol yang kami lihat pembangunannya sudah jadi dan bisa dilewati, dan
masih gratis pula! Kami memilih melewati jalan trans Sumatera yang kondisi
jalannya boleh dibilang bagus dan mulus. Sepanjang perjalanan, banyak kami
lihat perkebunan jagung di kiri dan kanan jalan. Tampaknya tanaman jagung
tumbuh baik dan subur di tanah Sumatera ini.
Lobby hotel menuju reception desk |
Hotel yang hanya terdiri dari 2 lantai, akses langsung ke pantai |
Pemandangan dari balkon kamar hotel (beach view) |
Kira-kira 45 menit kemudian akhirnya kami tiba di hotel. Grand Elty Krakatoa Resort menjadi pilihan kami,
karena hotel ini sangat luas dan lengkap fasilitasnya. Pantainya juga bagus
banget viewnya, dan enaknya dari
hotel bisa langsung akses ke pantai. Pantainya juga tidak sembarangan orang
bisa masuk. Selain penghuni hotel, pengunjung umum harus membayar tiket masuk
sebesar Rp 50.000,- Jadi untuk tamu hotel seperti punya private beach.
Gunung Rajabasa terlihat dari kamar |
Setiap kamar memiliki balkon, yang masing-masing mempunyai
pemandangan pantai dan kolam renang. Dua-duanya mempunyai keunggulan dalam keindahan
masing-masing.
Setelah menaruh koper di kamar, anak-anak langsung minta
main ke pantai sama papanya, sedangkan saya dan mami membereskan barang-barang
dulu dan mengaso di kamar masing-masing.
Kamar beach view master bed |
Kamar pool view twin bed |
Pemandangan dari balkon kamar pool view |
Compliments dari hotel termasuk cukup banyak dan lengkap.
Selain 2 botol air mineral dan kopi, teh gula, creamer seperti kebanyakan hotel lainnya, disini juga ditambahkan
dengan 2 bungkus snack, berupa kripik
pisang dan kripik pepaya. Juga semua minuman kaleng yang ada di kulkas juga
termasuk compliments dari hotel dan bisa kita minum tanpa kena charge tambahan dari hotel. Sorenya, ada
petugas yang mengantarkan sekeranjang buah-buahan terdiri dari 3 buah apel,
sebuah jeruk dan sebuah pir ke kamar, dan inipun termasuk compliment...
Hihihiiiiii.... Saya bersyukur banget karena tadinya baru berencana mau membeli
buah di Indomaret dekat hotel, eeeeh sudah duluan disediakan pihak hotel.
Kripik pisang dan pepaya |
Compliments |
Bathroom amenities |
Bathroom amenities
juga termasuk lengkap. Hanya yang tidak ada Hair
dryernya saja. AC kamar juga dingin, bisa mengalahkan panasnya hawa pantai.
Tapi hawa pantai disini tidak sepanas di Anyer. Disini anginnya pun tidak bikin
kulit menjadi lengket dan gerah. Teriknya sinar matahari juga tidak sampai
membakar dan menggosongkan kulit, padahal dari awal sampai akhir kami menginap,
pada saat bermain di pantai ga pernah pakai sunblock,
karena saya lupaaaa sodara-sodaraaa, padahal dibawa itu semua ‘perlengkapan
perang’ termasuk spray anti nyamuk
dan semprotan nyamuk kalengan.... Tapi semua itu batal digunakan....
Hahahahaaaa!
Es sinom (kunyit asam) |
Es lemon |
Menikmati Welcome Drink di Rodeos Cafe |
Sorenya kami makan di Pondok Pegagan Asli. Resto ini
terkenal dengan pindangnya. Dan memang enak sih makanan-makanannya. Pindangnya
suegeer banget rasanya, asam manis pedas semua bercampur jadi satu dan
menimbulkan sensasi yang sangat menggoyang lidah. Daging ikannya tebal dan
tidak berbau amis. Lalapan yang disediakan juga segar. Untuk pindang, kami
terpaksa memesan pindang kepala patin dan pindang simba (ikan kuwe) karena menu
pindang lainnya sudah habis, kami juga memesan teri goreng tepung yang crunchy, ayam goreng, tahu dan tempe
goreng, sayuran, dan sambal mangga (ini asliiii uenaaak banget), dan terakhir
ditutup dengan buah semangka.
Pindang kepala patin |
Pindang simba |
Pelengkap menu pindang |
Daftar menu, sayang banyak yang sudah habis |
Resto Pindang Pegagan Asli |
Balik ke hotel, nampaknya anak-anak belum puas main di
pantai. Hayolaaah kita semua main di pantai lagi, sampai maghrib. Air laut
sekitar bibir pantai sangat jernih dan kami bisa melihat dasarnya. Namun cukup
banyak karang-karang kecil, jadi untuk lebih nyaman berjalan di pantai
sebaiknya menggunakan alas kaki. Tapi anak-anak saya nyaman-nyaman aja tuh
berjalan, berlarian bahkan melompat-lompat tanpa merasa kesakitan. Benar-benar ‘kaki
badak’ nih anak-anak eike! Heheheee...
Pemandangan gunung Rajabasa yang mengepulkan asap |
Kita duduk-duduk aja di pantai ya mi.... sambil ngeliatin anak-anak sama papanya asik main pasir dan nyebur |
Menjelang Maghrib, masih anteng aja... Itu terlihat lampu-lampu dari bagan |
Karena hari sudah semakin gelap, mau ga mau bermain di
pantainya harus segera disudahi.
Setelah mandi, kamipun siap naik ke pembaringan.
Malam itu di balkon kamar cukup banyak terdapat serangga
walangsangit. Jadi saya mengurungkan niat membuka sliding door. Ada beberapa serangga tersebut yang masuk ke kamar.
Tadinya niat mau semprot dengan pembasmi serangga kalengan yang saya bawa dari
rumah, tapi dipikir-pikir ga mengganggulah... ga sampai naik-naik ke ranjang,
jadi saya batalkan niat menyemprot mereka itu... Biarlah... mereka exciting kali bertemu dan berkenalan
dengan kami....Hihihiii....
Dan ga perlu menunggu waktu lama begitu naik ke ranjang,
kamipun pulaaasss..... Zzzzz....
Day 2 [28 Juni 2018]
Jreng jreeeng.....
Hari ke 2, semua semangat bangun pagi....
Eeeh memang udah biasa bangun pagi siiih di rumah juga,
tapi kalau disini, kali ini, bangun paginya karena exciting lagi liburan dan pingin cepet-cepet buka sliding door supaya angin pantai bisa
masuk ke kamar. Serangga walangsangitnya sudah banyak berkurang dibanding
semalam. Mungkin mereka sudah pulang ke rumahnya masing-masing setelah semalam
lelah jalan-jalan ke kamar kami...
Kalau sudah disini, ga mau balik ke kamar |
Pemandangan pantai dan laut di pagi hari tak kalah
mempesonanya... Banyak terlihat bagan-bagan yang masih menyala terang lampunya.
Air lautpun masih terlihat agak pasang, dan ombaknya lumayan besar. Tapi justru
suara deru ombak membuat seperti simfoni yang sangat indah di telinga. Angin semilir
sepoi-sepoi juga menambah kesejukan pagi hari itu.
Jam 7 kami semua sudah bersiap untuk breakfast.
Makanan yang disajikan prasmanan, dan menurut saya
menu-menu yang disediakan cukup lengkap. Ada 8 meja yang masing-masing berisi
dengan makanan dan minuman yang menggugah selera.
Meja pertama ada bubur ketan hitam, lengkap dengan
santannya. Di sebelahnya ada bubur ayam, juga lengkap dengan segala
kelengkapannya, seperti cakwe, caipo, daun bawang, daun seledri, ayam suwir,
kuah kaldu, bawang goreng dan sambal.
Meja kedua ada nasi putih, mi goreng, sayur pakcoy
campur, dan ayam gulai.
Meja ketiga ada omelet.
Meja keempat ada nasi goreng terasi, lengkap dengan
segala kelengkapannya.
Meja kelima ada pecel sayuran, salad dan buah-buahan
potong.
Meja keenam ada kue-kue, pastry, roti tawar dan segala selai dan mentega, dan juga puding.
Meja ketujuh dan ke delapan berisi minuman, masing-masing
jus semangka, infused water, air
mineral, dan kopi khas Lampung, lengkap dengan krimer, gula pasir dan gula
diet.
Meja kelima |
Meja kedua |
Meja keenam |
Sarapan sambil menikmati pemandangan pantai dan angin sepoi-sepoi |
Beberapa burung merpati menemani kami sarapan |
Lokasi breakfast
juga bagus, pemandangan laut luas dengan angin sepoi-sepoi. Yang saya suka dari
hotel ini adalah mereka memanfaatkan banyak ruang dengan memanfaatkan keindahan
pantai yang dimilikinya. Jadi kami bisa sarapan sambil menikmati pemandangan ke
laut lepas dan pasir pantai yang putih dan bersih.
Foot massage |
Fasilitas hotel berikut harganya |
Jalan-jalan setelah sarapan |
Selesai sarapan, kami jalan-jalan sepanjang pantai ke
tempat-tempat yang kemarin belum sempat di jelajah. Kami ke dermaga, yang
katanya kalau sampai ke ujung dermaga bisa melihat gunung anak Krakatau yang
ada kepulan asapnya. Namun ternyata hari itu kami kurang beruntung karena
langit sejak pagi tadi ditutupi awan, jadi tidak terlihat gunung sama sekali.
Yaa sudahlaah... Akhirnya kami hanya foto-foto dan ikut senang melihat tamu
hotel lain yang sedang kegirangan karena baru saja pancingannya mendapat ikan.
Gerbang Lost Island |
Diujung area Lost Island ada semacam dek kecil untuk berfoto |
Pihak hotel ikut merawat dan melestarikan tanaman bakau |
Ssstt... |
Penjelajahan berlanjut ke area Lost Island. Area ini adalah area yang menjorok ke laut untuk
sekedar duduk-duduk, berfoto, membaca buku, atau sekedar ngobrol-ngobrol
santai. Tempatnya rimbun dengan pohon-pohon kelapa dan juga ada tanaman bakau
yang sedang dibudidayakan. Apik dan asri sekali.
Selesai menjelajah disana, kami memutuskan bermain kano.
Seru siiih... walau saya awalnya agak takut karena belum pernah duduk diatas
kano, tapi demi melihat mami saya dan Samuel mendayung dengan asiknya, dan juga
perlengkapan keamanan sudah saya pakai, maka sayapun akhirnya jadi berani
mendayung ke tengah. Jangan kuatir, pihak hotel sudah membuat batasan untuk
area aman bermain kano, jadi selama kita tidak keluar area tersebut, biasanya
aman-aman saja. Pengawasan intensif dari petugas pantai juga saya lihat. Mereka
sepertinya sudah terlatih untuk segera sigap menolong apabila ada tamu yang
membutuhkan pertolongan.
Awalnya serem, ga berani jauh-jauh dari bibir pantai |
Mulai berani ke tengah... Hahahaa... |
Nyusul mami dan Sam main kano ke tengah-tengah. Ternyata asiiiik loooh.... |
Tiba waktu makan siang, kami menuju ke tempat pelelangan
ikan di daerah Kalianda. Dermaga Seafood
menjadi pilihan kami. Restonya juga terletak di pinggir dermaga, jadi sambil
makan, kami tetap bisa melihat suasana dermaga yang siang itu tampak sepi dari
aktifitas pelelangan.
Restonya bersih dan ada ruangan ber AC nya.
Cumi bakar, ikan kakap merah bakar, jamur crispy, kangkung, kol goreng, udang saos
tiram, sambal seruit dan es kopyor menjadi santapan makan siang kami. Oya,
sambal seruit ini sambal khas Lampung yang biasa dimakan bersama menu ikan.
Sambal ini biasanya ditambahkan tempoyak, yaitu durian yang sudah diawetkan dan
dihaluskan. Uenaaak banget sambel seruit ini. Di resto ini, air putih diberikan
secara gratis. Jadi apabila sudah pesan minuman-minuman manis, tidak perlu
pesan air mineral lagi.
Dermaga Seafood |
Es kopyor |
Sambal seruit |
Sekembalinya ke hotel, anak-anak masih bermain kembali ke
pantai, walau cuaca hari ini kadang gerimis, tapi kami semua tetap semangat
main di pantai.
Setelah lelah bermain, Shalom sempat tertidur
sekembalinya ke kamar, dan ketika dia bangun, jam sudah menunjukkan waktu makan
malam kami.
Aksen menuju ke pantai, kalau lantai basah agak licin harus ekstra hati-hati supaya tidak terpeleset |
Hotelnya tidak ada lift ya, jadi harus naik tangga menuju ke lantai 2. Sehaaaat! |
Pemandangan kolam renang dengan background hotel |
Salah satu jalan menuju ke area hotel.... Asri banget! |
Ada lapangan yang cukup luas |
Lorong dari reception desk menuju ke area hotel, artistik! |
Bila lampu sudah dinyalakan, beginilah suasana lorongnya |
Untuk makan malam kali ini tadinya mau makan masakan
Padang Siang Malam, namun
terpaksa harus dibatalkan karena perjalanan kesana masih jauh. Kami keluar
hotel tadi selepas maghrib, jadi suasana jalanan sudah gelap. Akhirnya kami
makan di resto Padang Simpang Raya yang lebih dekat dengan hotel.
Akhirnya makan di Simpang Raya |
Perjalanan kembali ke hotel harus lebih hati-hati karena
penerangan jalan di jalan Trans Sumateranya kadang ada kadang tidak ada
penerangan, sehingga harus lebih berhati-hati. Juga banyak ditemukan pengendara
motor yang tidak menyalakan lampunya, jadi bisa tidak kelihatan kalau jauh.
Memasuki jalan ke area hotel dari jalan Trans Sumatera yang masih berjarak 3
km-an ini juga harus hati-hati karena penerangan jalan minim sekali. Gelap
gulita karena sepanjang kiri kanan jalan banyak terdapat perkebunan jagung,
wisata hutan Sengon, wisata hutan bakau. Rumah-rumah penduduk ada tapi tidak
banyak, jadi lampu penerangan jalannya sangat sedikit.
Suasana jalan malam hari menuju hotel, minim sekali penerangan jalan |
Kalaupun ada penerangan, hanya di beberapa spot tertentu |
Jalan menuju hotel di siang hari |
Sesampai di hotel, anak-anak dan papanya langsung menuju
kamar karena anak-anak terlihat sudah mengantuk. Saya dan mami memilih
berjalan-jalan santai sepanjang pantai. Dari resto hotel terdengar live music yang menambah kesyahduan
suasana beach night walk kami.
Pantainya juga lumayan terang karena banyak terdapat lampu-lampu yang digantung
di pohon-pohon.
Setelah cukup lama berjalan-jalan, akhirnya kami kembali
ke kamar kami masing-masing, daaaannn..... siap menuju ke peraduan.....
Zzzzz.....
Tugu hotel |
Suasana depan Rodeos Cafe waktu malam |
Terdengar live music dari depan Rodeos Cafe |
Pantainya lumayan terang di waktu malam |
Day 3 [29 Juni 2018].... Last Day!
Selamat pageeee.....
Pagi ini cuaca tampak lebih bersahabat dibanding kemarin
yang berawan dan kadang gerimis.
Pagi ini dari balkon kamar, mulai terlihat bayangan
gunung Rajabasa dengan kepulan asapnya yang eksotis.
Ga bosan-bosan deh saya duduk di balkon kamar sambil
melihat pemandangan laut berair jernih, pasir putih, juga pemandangan gunung
Rajabasa.... Sungguh sangat memanjakan mata.
Pemandangan pagi dari balkon kamar |
Jam 7, seperti kemarin, kami bersiap untuk sarapan.
Menu-menu hari ini ada yang sama seperti kemarin, seperti
bubur ayam, omelet, pecel sayuran, buah-buahan, kue-kue dan roti, juga kopi
khas Lampung.
Yang lainnya diganti dengan menu bubur kacang ijo dengan
santannya, kwetiau goreng, brokoli cah ayam, ikan bumbu kuning, dan nasi goreng
Hongkong lengkap dengan segala kelengkapannya.
Oya, sejak menginap disini, saya jadi ketagihan minum
kopi hitam yang khas Lampung itu, padahal sebelumnya saya sudah lama tidak
menyentuh kopi apapun. Hahahaaaa.... Aroma kopinya ituloooh... wangiiii banget!
Apalagi ngopinya sambil menikmati pemandangan pantai
diiringi dengan angin pantai yang sepoi-sepoi.... waaah nikmat sekaleeee!
Pemandangan pagi hari di dermaga |
Selesai sarapan, kami berjalan-jalan dan bermain di
pantai lagi, lalu kemudian naik perahu keliling teluk, melihat bagan-bagan dan
memandang hotel kami dari laut. Gunung Rajabasa dan bukit-bukit juga terlihat
karena cuaca lumayan cerah. Kami mendekati bagan-bagan dan melihat dari dekat
bentuknya, sehingga saya dengan mudah dapat menjelaskan ke Shalom fungsi dan
bentuk bagan, dan segala informasi yang dia perlu tahu.
30 menit cukuplah untuk mengelilingi teluk. Anak-anak
terlihat exciting naik kapal. Shalom ga mau lepas dari pelukan papanya,
sepertinya dia agak sedikit ngeri melihat disekeliling dia laut semua...
Hahahaaa....
Naik kapal keliling teluk |
Bagan dilihat dari dekat |
Anak-anak exciting naik perahu |
Kami sudah harus bersiap untuk kembali ke pulau Jawa.
Jam 9an kami sudah Check
out dari hotel karena kami mau mengejar kapal feri yang berangkat jam 11.
Perjalanan dari hotel menuju ke pelabuhan Bakauheni
berjalan mulus dan lancar. Kami memilih melewati jalan tol Trans Sumatera yang
baru dibangun dan masih gratis ini. Sepanjang jalan tol kami melihat
perbukitan. Bagus pemandangannya dan jalan tol ini masih sangat lancar.
Walaupun gratis, kita tetap harus tapping
di pintu masuk dan pintu keluarnya agar palang otomatisnya terbuka.
Walau masih gratis, masuk dan keluar harus tapping agar gerbang otomatisnya terbuka |
Menara Siger terlihat dari tol Trans Sumatera |
Pemandangannya bagus, pelabuhan Bakauheni terlihat di ujung tol |
Kapal feri yang kami naiki kali ini adalah kapal yang
besar, bernama KMP. Adinda Wisnu Karsa. Kapalnya juga bagus dan terawat, juga
bersih. Banyak tempat sampah tersebar dimana-mana sehingga tidak nampak sampah
yang berserakan. Semua TV LCD berfungsi dan memutar film Jumanji selama
pelayaran penyebrangan berlangsung. Walaupun film tersebut sudah pernah
ditonton, anak-anak tetap saja terlihat menikmati film tersebut.
Bersiap masuk ke dalam feri |
Ruang parkir kendaraan kecil, kalau truk dan bis di dek paling bawah |
Musholla yang nyaman dan bersih tersedia di dek paling atas |
Ruang duduk VIP |
Ruang duduk ekonomi |
Sesekali kami berjalan-jalan keluar ruangan. Di dek
belakang kapal ada tempat untuk duduk-duduk di ruangan terbuka. Jadi penumpang
bisa duduk mengobrol atau sekedar makan dan minum disana sambil menikmati
pemandangan laut.
Toilet yang tersedia juga banyak, dan juga ada toko yang
menjual aneka makanan kecil dan minuman ringan. Semua peralatan dan fasilitas
masih terlihat sangat terawat.
Tempat duduk outdoor juga tersedia di dek belakang |
Pemandangannya bagus sekali dari sini, kadang tampak pulau-pulau kecil |
Perjalanan dari pelabuhan Bakauheni ke pelabuhan Merak
memakan waktu tidak sampai 2 jam. Sebelum jam 1 siang, kami sudah menjejakkan
kaki di pelabuhan Merak.
Terima kasih TUHAN, kami sudah bisa melewati liburan yang berkesan dan banyak pengalaman dan cerita baru.
Sampai berjumpa di cerita saya berikutnya... Dadaaahh....
Samuel & Shalom |