Mi Familia Goes to Lampung

July 02, 2018


Pemandangan pantai yang indah dengan air jernih dan pasir putihnya

Yippiiiieee!
Akhirnya jadi liburan juga....
Sempat sih ga mikirin liburan karena fokus kami belakangan ini lebih ke perawatan telinga Shalom yang harus bolak-balik ke dokter, tapi puji TUHAN, ternyata masih diijinkan liburan juga walau cuma sebentar, tapi yang penting kami bisa merasakan suasana dan pengalaman yang baru, terutama buat anak-anak.

Beberapa bulan yang lalu sebenarnya kami sudah merencanakan untuk berlibur ke Bangka atau Belitung. Anak-anak sudah ‘jatuh hati’ pada pantai-pantai di Belitung sejak terakhir tahun 2015 kami sekeluarga beserta adik ipar saya ke sana. Tapi karena sempat ada penundaan karena kasus telinga Shalom, maka kali ini batal ke sana.
Karena tujuan utama kami tetap berlibur ke pantai, jadi tujuan yang disepakati akhirnya ke Lampung, tepatnya di Kalianda, Lampung Selatan yang tidak jauh-jauh dari pantai, dan kali ini yang menemani keluarga kami berlibur adalah mami saya.... Horeeee!! Anak-anak sangat senang ketika mendengar omanya ikut berlibur bersama mereka.
Liburan ke pantai memang sudah menjadi priority list bagi keluarga kami karena anak-anak suka sekali dengan suasana dan aktifitas pantai.

Kami sengaja menempuh perjalanan lewat darat, karena ingin mengenalkan secara langsung kepada anak-anak bagaimana suasana dan sensasi menyebrangi laut Selat Sunda dengan kapal feri. Anak-anak sudah beberapa kali berlibur dengan kereta api dan pesawat, sekarang saatnya mencoba naik kapal laut.
Yuuuuk mareeeee....

Suasana di tempat kami duduk dalam kapal feri

Day 1 [27 Juni 2018]

Perjalanan ke pelabuhan Merak sangat lancar karena masih pagi dan kebetulan hari itu sedang libur nasional karena Pilkada. Sesampainya di pelabuhan Merak, kami sempat salah ambil jalur ke arah keluar karena minimnya petugas yang bisa ditanya, jadinya kami harus berbalik kembali masuk ke pelabuhan Merak lagi. Untunglah semua proses berjalan lancar, dan kami bisa sampai di kapal yang beberapa menit lagi akan berangkat jam 9 pagi.

Kapal feri yang kami naiki ini tidak terlalu besar dan juga agak kotor. Kami pertama dapat duduk di lounge, tapi lama kelamaan tempatnya mulai penuh dan banyak orang yang merokok di ruangan berAC itu. Sangat disayangkan petugas kapalnya kurang tegas untuk menegur orang-orang yang merokok di ruangan ber AC itu. Karena ga tahan dengan bau asap rokok, akhirnya kami pindah ke ruangan lain. Untunglah kami masih dapat bangku di ruangan lain, dan puji TUHAN tempatnya lebih enak, bangkunya sofa dan tidak ada yang merokok di sini. Toiletpun dekat. Toko kecil yang menjual minuman dan snack juga dekat, jadi memudahkan apabila kami perlu membeli sesuatu.

Shalom asik bermain dengan teman barunya di dek atas kapal feri

Selama kapal berlayar, anak-anak dan papanya asyik mengeksplor semua bagian kapal yang bisa dijelajahi. Di dek paling atas ada tempat bermain untuk anak-anak. Shalom banyak menghabiskan waktunya disana, apalagi dia juga dapat teman baru selagi bermain, jadi asyiklah dia dengan dunianya.
Saya dan mami lebih memilih ngobrol dan nyeneck karena saya agak pusing selama perjalanan dengan feri.

Anak-anak lebih suka berada di luar ruangan selama
pelayaran penyebrangan

Dua jam kemudian kami sampai di pelabuhan Bakauheni.
Menara Siger adalah bangunan pertama yang menyambut kedatangan kami ketika turun dari feri.
Bangunan ini cukup unik bentuknya, menyerupai mahkota pengantin wanita Lampung. Menara ini juga sebagai penanda Titik Nol Pulau Sumatera. Menara Siger ibarat gadis cantik yang akan memancing setiap orang untuk melamarnya. Maksudnya, menara Siger akan menumbuhkan daya tarik dan magnet bagi setiap orang, termasuk daya tarik investasi.

Menara Siger (Siger Tower)
Sumber gambar: TripTrus

Menuju ke hotel, kami sengaja tidak memilih melewati jalan tol yang kami lihat pembangunannya sudah jadi dan bisa dilewati, dan masih gratis pula! Kami memilih melewati jalan trans Sumatera yang kondisi jalannya boleh dibilang bagus dan mulus. Sepanjang perjalanan, banyak kami lihat perkebunan jagung di kiri dan kanan jalan. Tampaknya tanaman jagung tumbuh baik dan subur di tanah Sumatera ini.

Lobby hotel menuju reception desk

Hotel yang hanya terdiri dari 2 lantai, akses langsung ke pantai


Pemandangan dari balkon kamar hotel (beach view)

Kira-kira 45 menit kemudian akhirnya kami tiba di hotel. Grand Elty Krakatoa Resort menjadi pilihan kami, karena hotel ini sangat luas dan lengkap fasilitasnya. Pantainya juga bagus banget viewnya, dan enaknya dari hotel bisa langsung akses ke pantai. Pantainya juga tidak sembarangan orang bisa masuk. Selain penghuni hotel, pengunjung umum harus membayar tiket masuk sebesar Rp 50.000,- Jadi untuk tamu hotel seperti punya private beach.

Gunung Rajabasa terlihat dari kamar

Setiap kamar memiliki balkon, yang masing-masing mempunyai pemandangan pantai dan kolam renang. Dua-duanya mempunyai keunggulan dalam keindahan masing-masing.
Setelah menaruh koper di kamar, anak-anak langsung minta main ke pantai sama papanya, sedangkan saya dan mami membereskan barang-barang dulu dan mengaso di kamar masing-masing.

Kamar beach view master bed

Kamar pool view twin bed

Pemandangan dari balkon kamar pool view

Compliments dari hotel termasuk cukup banyak dan lengkap. Selain 2 botol air mineral dan kopi, teh gula, creamer seperti kebanyakan hotel lainnya, disini juga ditambahkan dengan 2 bungkus snack, berupa kripik pisang dan kripik pepaya. Juga semua minuman kaleng yang ada di kulkas juga termasuk compliments dari hotel dan bisa kita minum tanpa kena charge tambahan dari hotel. Sorenya, ada petugas yang mengantarkan sekeranjang buah-buahan terdiri dari 3 buah apel, sebuah jeruk dan sebuah pir ke kamar, dan inipun termasuk compliment... Hihihiiiiii.... Saya bersyukur banget karena tadinya baru berencana mau membeli buah di Indomaret dekat hotel, eeeeh sudah duluan disediakan pihak hotel.


Kripik pisang dan pepaya

Compliments

Bathroom amenities
Welcome drink disediakan es teh manis, es lemon dan es sinom (kunyit asam). Semua minuman tersebut segar-segar rasanya, dan enaknya kami bisa minum sambil menikmati suasana pantai dengan semilir angin sepoi-sepoi di Rodeos Cafe.

Bathroom amenities juga termasuk lengkap. Hanya yang tidak ada Hair dryernya saja. AC kamar juga dingin, bisa mengalahkan panasnya hawa pantai. Tapi hawa pantai disini tidak sepanas di Anyer. Disini anginnya pun tidak bikin kulit menjadi lengket dan gerah. Teriknya sinar matahari juga tidak sampai membakar dan menggosongkan kulit, padahal dari awal sampai akhir kami menginap, pada saat bermain di pantai ga pernah pakai sunblock, karena saya lupaaaa sodara-sodaraaa, padahal dibawa itu semua ‘perlengkapan perang’ termasuk spray anti nyamuk dan semprotan nyamuk kalengan.... Tapi semua itu batal digunakan.... Hahahahaaaa!

Es sinom (kunyit asam)

Es lemon

Menikmati Welcome Drink di Rodeos Cafe


Sorenya kami makan di Pondok Pegagan Asli. Resto ini terkenal dengan pindangnya. Dan memang enak sih makanan-makanannya. Pindangnya suegeer banget rasanya, asam manis pedas semua bercampur jadi satu dan menimbulkan sensasi yang sangat menggoyang lidah. Daging ikannya tebal dan tidak berbau amis. Lalapan yang disediakan juga segar. Untuk pindang, kami terpaksa memesan pindang kepala patin dan pindang simba (ikan kuwe) karena menu pindang lainnya sudah habis, kami juga memesan teri goreng tepung yang crunchy, ayam goreng, tahu dan tempe goreng, sayuran, dan sambal mangga (ini asliiii uenaaak banget), dan terakhir ditutup dengan buah semangka.

Pindang kepala patin

Pindang simba

Pelengkap menu pindang

Daftar menu, sayang banyak yang sudah habis

Resto Pindang Pegagan Asli


Balik ke hotel, nampaknya anak-anak belum puas main di pantai. Hayolaaah kita semua main di pantai lagi, sampai maghrib. Air laut sekitar bibir pantai sangat jernih dan kami bisa melihat dasarnya. Namun cukup banyak karang-karang kecil, jadi untuk lebih nyaman berjalan di pantai sebaiknya menggunakan alas kaki. Tapi anak-anak saya nyaman-nyaman aja tuh berjalan, berlarian bahkan melompat-lompat tanpa merasa kesakitan. Benar-benar ‘kaki badak’ nih anak-anak eike! Heheheee...

Pemandangan gunung Rajabasa yang mengepulkan asap

Kita duduk-duduk aja di pantai ya mi.... sambil ngeliatin
anak-anak sama papanya asik main pasir dan nyebur

Menjelang Maghrib, masih anteng aja...
Itu terlihat lampu-lampu dari bagan

Karena hari sudah semakin gelap, mau ga mau bermain di pantainya harus segera disudahi.
Setelah mandi, kamipun siap naik ke pembaringan.
Malam itu di balkon kamar cukup banyak terdapat serangga walangsangit. Jadi saya mengurungkan niat membuka sliding door. Ada beberapa serangga tersebut yang masuk ke kamar. Tadinya niat mau semprot dengan pembasmi serangga kalengan yang saya bawa dari rumah, tapi dipikir-pikir ga mengganggulah... ga sampai naik-naik ke ranjang, jadi saya batalkan niat menyemprot mereka itu... Biarlah... mereka exciting kali bertemu dan berkenalan dengan kami....Hihihiii....
Dan ga perlu menunggu waktu lama begitu naik ke ranjang, kamipun pulaaasss..... Zzzzz....



Day 2 [28 Juni 2018]

Jreng jreeeng.....
Hari ke 2, semua semangat bangun pagi....
Eeeh memang udah biasa bangun pagi siiih di rumah juga, tapi kalau disini, kali ini, bangun paginya karena exciting lagi liburan dan pingin cepet-cepet buka sliding door supaya angin pantai bisa masuk ke kamar. Serangga walangsangitnya sudah banyak berkurang dibanding semalam. Mungkin mereka sudah pulang ke rumahnya masing-masing setelah semalam lelah jalan-jalan ke kamar kami...

Kalau sudah disini, ga mau balik ke kamar

Pemandangan pantai dan laut di pagi hari tak kalah mempesonanya... Banyak terlihat bagan-bagan yang masih menyala terang lampunya. Air lautpun masih terlihat agak pasang, dan ombaknya lumayan besar. Tapi justru suara deru ombak membuat seperti simfoni yang sangat indah di telinga. Angin semilir sepoi-sepoi juga menambah kesejukan pagi hari itu.

Jam 7 kami semua sudah bersiap untuk breakfast.
Makanan yang disajikan prasmanan, dan menurut saya menu-menu yang disediakan cukup lengkap. Ada 8 meja yang masing-masing berisi dengan makanan dan minuman yang menggugah selera.
Meja pertama ada bubur ketan hitam, lengkap dengan santannya. Di sebelahnya ada bubur ayam, juga lengkap dengan segala kelengkapannya, seperti cakwe, caipo, daun bawang, daun seledri, ayam suwir, kuah kaldu, bawang goreng dan sambal.
Meja kedua ada nasi putih, mi goreng, sayur pakcoy campur, dan ayam gulai.
Meja ketiga ada omelet.
Meja keempat ada nasi goreng terasi, lengkap dengan segala kelengkapannya.
Meja kelima ada pecel sayuran, salad dan buah-buahan potong.
Meja keenam ada kue-kue, pastry, roti tawar dan segala selai dan mentega, dan juga puding.
Meja ketujuh dan ke delapan berisi minuman, masing-masing jus semangka, infused water, air mineral, dan kopi khas Lampung, lengkap dengan krimer, gula pasir dan gula diet.

Meja kelima

Meja kedua

Meja keenam

Sarapan sambil menikmati pemandangan pantai dan angin sepoi-sepoi

Beberapa burung merpati menemani kami sarapan

Lokasi breakfast juga bagus, pemandangan laut luas dengan angin sepoi-sepoi. Yang saya suka dari hotel ini adalah mereka memanfaatkan banyak ruang dengan memanfaatkan keindahan pantai yang dimilikinya. Jadi kami bisa sarapan sambil menikmati pemandangan ke laut lepas dan pasir pantai yang putih dan bersih.

Foot massage

Fasilitas hotel berikut harganya

Jalan-jalan setelah sarapan

Selesai sarapan, kami jalan-jalan sepanjang pantai ke tempat-tempat yang kemarin belum sempat di jelajah. Kami ke dermaga, yang katanya kalau sampai ke ujung dermaga bisa melihat gunung anak Krakatau yang ada kepulan asapnya. Namun ternyata hari itu kami kurang beruntung karena langit sejak pagi tadi ditutupi awan, jadi tidak terlihat gunung sama sekali. Yaa sudahlaah... Akhirnya kami hanya foto-foto dan ikut senang melihat tamu hotel lain yang sedang kegirangan karena baru saja pancingannya mendapat ikan.

Gerbang Lost Island

Diujung area Lost Island ada semacam dek kecil untuk berfoto

Pihak hotel ikut merawat dan melestarikan tanaman bakau

Ssstt...

Penjelajahan berlanjut ke area Lost Island. Area ini adalah area yang menjorok ke laut untuk sekedar duduk-duduk, berfoto, membaca buku, atau sekedar ngobrol-ngobrol santai. Tempatnya rimbun dengan pohon-pohon kelapa dan juga ada tanaman bakau yang sedang dibudidayakan. Apik dan asri sekali.
Selesai menjelajah disana, kami memutuskan bermain kano. Seru siiih... walau saya awalnya agak takut karena belum pernah duduk diatas kano, tapi demi melihat mami saya dan Samuel mendayung dengan asiknya, dan juga perlengkapan keamanan sudah saya pakai, maka sayapun akhirnya jadi berani mendayung ke tengah. Jangan kuatir, pihak hotel sudah membuat batasan untuk area aman bermain kano, jadi selama kita tidak keluar area tersebut, biasanya aman-aman saja. Pengawasan intensif dari petugas pantai juga saya lihat. Mereka sepertinya sudah terlatih untuk segera sigap menolong apabila ada tamu yang membutuhkan pertolongan.

Awalnya serem, ga berani jauh-jauh dari bibir pantai

Mulai berani ke tengah... Hahahaa...

Nyusul mami dan Sam main kano ke tengah-tengah.
Ternyata asiiiik loooh....

Tiba waktu makan siang, kami menuju ke tempat pelelangan ikan di daerah Kalianda. Dermaga Seafood menjadi pilihan kami. Restonya juga terletak di pinggir dermaga, jadi sambil makan, kami tetap bisa melihat suasana dermaga yang siang itu tampak sepi dari aktifitas pelelangan.
Restonya bersih dan ada ruangan ber AC nya.
Cumi bakar, ikan kakap merah bakar, jamur crispy, kangkung, kol goreng, udang saos tiram, sambal seruit dan es kopyor menjadi santapan makan siang kami. Oya, sambal seruit ini sambal khas Lampung yang biasa dimakan bersama menu ikan. Sambal ini biasanya ditambahkan tempoyak, yaitu durian yang sudah diawetkan dan dihaluskan. Uenaaak banget sambel seruit ini. Di resto ini, air putih diberikan secara gratis. Jadi apabila sudah pesan minuman-minuman manis, tidak perlu pesan air mineral lagi.

Dermaga Seafood


Es kopyor

Sambal seruit


Sekembalinya ke hotel, anak-anak masih bermain kembali ke pantai, walau cuaca hari ini kadang gerimis, tapi kami semua tetap semangat main di pantai.
Setelah lelah bermain, Shalom sempat tertidur sekembalinya ke kamar, dan ketika dia bangun, jam sudah menunjukkan waktu makan malam kami.

Aksen menuju ke pantai, kalau lantai basah agak licin
harus ekstra hati-hati supaya tidak terpeleset

Hotelnya tidak ada lift ya, jadi harus naik tangga
menuju ke lantai 2. Sehaaaat!

Pemandangan kolam renang dengan background hotel

Salah satu jalan menuju ke area hotel.... Asri banget!

Ada lapangan yang cukup luas

Lorong dari reception desk menuju ke area hotel, artistik!

Bila lampu sudah dinyalakan, beginilah suasana lorongnya

Untuk makan malam kali ini tadinya mau makan masakan Padang Siang Malam, namun terpaksa harus dibatalkan karena perjalanan kesana masih jauh. Kami keluar hotel tadi selepas maghrib, jadi suasana jalanan sudah gelap. Akhirnya kami makan di resto Padang Simpang Raya yang lebih dekat dengan hotel.

Akhirnya makan di Simpang Raya

Perjalanan kembali ke hotel harus lebih hati-hati karena penerangan jalan di jalan Trans Sumateranya kadang ada kadang tidak ada penerangan, sehingga harus lebih berhati-hati. Juga banyak ditemukan pengendara motor yang tidak menyalakan lampunya, jadi bisa tidak kelihatan kalau jauh. Memasuki jalan ke area hotel dari jalan Trans Sumatera yang masih berjarak 3 km-an ini juga harus hati-hati karena penerangan jalan minim sekali. Gelap gulita karena sepanjang kiri kanan jalan banyak terdapat perkebunan jagung, wisata hutan Sengon, wisata hutan bakau. Rumah-rumah penduduk ada tapi tidak banyak, jadi lampu penerangan jalannya sangat sedikit.

Suasana jalan malam hari menuju hotel, minim sekali penerangan jalan

Kalaupun ada penerangan, hanya di beberapa spot tertentu

Jalan menuju hotel di siang hari

Sesampai di hotel, anak-anak dan papanya langsung menuju kamar karena anak-anak terlihat sudah mengantuk. Saya dan mami memilih berjalan-jalan santai sepanjang pantai. Dari resto hotel terdengar live music yang menambah kesyahduan suasana beach night walk kami. Pantainya juga lumayan terang karena banyak terdapat lampu-lampu yang digantung di pohon-pohon.
Setelah cukup lama berjalan-jalan, akhirnya kami kembali ke kamar kami masing-masing, daaaannn..... siap menuju ke peraduan..... Zzzzz.....


Tugu hotel

Suasana depan Rodeos Cafe waktu malam

Terdengar live music dari depan Rodeos Cafe

Pantainya lumayan terang di waktu malam

 
Day 3 [29 Juni 2018].... Last Day!

Selamat pageeee.....
Pagi ini cuaca tampak lebih bersahabat dibanding kemarin yang berawan dan kadang gerimis.
Pagi ini dari balkon kamar, mulai terlihat bayangan gunung Rajabasa dengan kepulan asapnya yang eksotis.
Ga bosan-bosan deh saya duduk di balkon kamar sambil melihat pemandangan laut berair jernih, pasir putih, juga pemandangan gunung Rajabasa.... Sungguh sangat memanjakan mata.
  

Pemandangan pagi dari balkon kamar

Jam 7, seperti kemarin, kami bersiap untuk sarapan.
Menu-menu hari ini ada yang sama seperti kemarin, seperti bubur ayam, omelet, pecel sayuran, buah-buahan, kue-kue dan roti, juga kopi khas Lampung.
Yang lainnya diganti dengan menu bubur kacang ijo dengan santannya, kwetiau goreng, brokoli cah ayam, ikan bumbu kuning, dan nasi goreng Hongkong lengkap dengan segala kelengkapannya.
Oya, sejak menginap disini, saya jadi ketagihan minum kopi hitam yang khas Lampung itu, padahal sebelumnya saya sudah lama tidak menyentuh kopi apapun. Hahahaaaa.... Aroma kopinya ituloooh... wangiiii banget!
Apalagi ngopinya sambil menikmati pemandangan pantai diiringi dengan angin pantai yang sepoi-sepoi.... waaah nikmat sekaleeee!

Pemandangan pagi hari di dermaga

Selesai sarapan, kami berjalan-jalan dan bermain di pantai lagi, lalu kemudian naik perahu keliling teluk, melihat bagan-bagan dan memandang hotel kami dari laut. Gunung Rajabasa dan bukit-bukit juga terlihat karena cuaca lumayan cerah. Kami mendekati bagan-bagan dan melihat dari dekat bentuknya, sehingga saya dengan mudah dapat menjelaskan ke Shalom fungsi dan bentuk bagan, dan segala informasi yang dia perlu tahu.
30 menit cukuplah untuk mengelilingi teluk. Anak-anak terlihat exciting naik kapal. Shalom ga mau lepas dari pelukan papanya, sepertinya dia agak sedikit ngeri melihat disekeliling dia laut semua... Hahahaaa....

Naik kapal keliling teluk

Bagan dilihat dari dekat

Anak-anak exciting naik perahu

Kami sudah harus bersiap untuk kembali ke pulau Jawa.
Jam 9an kami sudah Check out dari hotel karena kami mau mengejar kapal feri yang berangkat jam 11.
Perjalanan dari hotel menuju ke pelabuhan Bakauheni berjalan mulus dan lancar. Kami memilih melewati jalan tol Trans Sumatera yang baru dibangun dan masih gratis ini. Sepanjang jalan tol kami melihat perbukitan. Bagus pemandangannya dan jalan tol ini masih sangat lancar. Walaupun gratis, kita tetap harus tapping di pintu masuk dan pintu keluarnya agar palang otomatisnya terbuka.

Walau masih gratis, masuk dan keluar harus tapping agar gerbang otomatisnya terbuka

Menara Siger terlihat dari tol Trans Sumatera

Pemandangannya bagus, pelabuhan Bakauheni terlihat di ujung tol


Kapal feri yang kami naiki kali ini adalah kapal yang besar, bernama KMP. Adinda Wisnu Karsa. Kapalnya juga bagus dan terawat, juga bersih. Banyak tempat sampah tersebar dimana-mana sehingga tidak nampak sampah yang berserakan. Semua TV LCD berfungsi dan memutar film Jumanji selama pelayaran penyebrangan berlangsung. Walaupun film tersebut sudah pernah ditonton, anak-anak tetap saja terlihat menikmati film tersebut.

Bersiap masuk ke dalam feri

Ruang parkir kendaraan kecil, kalau truk dan bis di dek paling bawah

Musholla yang nyaman dan bersih tersedia di dek paling atas

Ruang duduk VIP

Ruang duduk ekonomi

Sesekali kami berjalan-jalan keluar ruangan. Di dek belakang kapal ada tempat untuk duduk-duduk di ruangan terbuka. Jadi penumpang bisa duduk mengobrol atau sekedar makan dan minum disana sambil menikmati pemandangan laut.
Toilet yang tersedia juga banyak, dan juga ada toko yang menjual aneka makanan kecil dan minuman ringan. Semua peralatan dan fasilitas masih terlihat sangat terawat.

Tempat duduk outdoor juga tersedia di dek belakang

Pemandangannya bagus sekali dari sini, kadang tampak pulau-pulau kecil

Perjalanan dari pelabuhan Bakauheni ke pelabuhan Merak memakan waktu tidak sampai 2 jam. Sebelum jam 1 siang, kami sudah menjejakkan kaki di pelabuhan Merak.

Terima kasih TUHAN, kami sudah bisa melewati liburan yang berkesan dan banyak pengalaman dan cerita baru.

Sampai berjumpa di cerita saya berikutnya... Dadaaahh....


Samuel & Shalom


You Might Also Like

4 comments

  1. Waaah asyik banget liburannya .... Ceritanya sangat lengkap dan informatif , bacanya seperti kita ikut jg kesana. 👍👍👍

    ReplyDelete
  2. Enak banget hotelnya ya mom, liburannya bisa menikmati hotel ama pemandangan, thx infonya, saya lagi nyari referensi jalan-jalan di lampung, bisa jadi rekomendasi nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya hotelnya bagus dan lengkap fasilitasnya mom, mereka juga ada vila-vila kok, tp karena kami ga sewa vilanya, jd mohon maaf ga bisa ceritain ttg vilanya... 😊 Met berlibur ya mom... 🙏🏼

      Delete

Popular Posts

Subscribe