From Nothing to Something (An inspiring story from a doctor)

June 18, 2018








Dapat memberkati orang lain melalui tulisan tentang kebaikan-kebaikan dan mujizat TUHAN tentunya sangat membahagiakan.
Apalagi kalau sampai membuat orang lain yang membaca tergerak hatinya untuk juga menceritakan kebaikan TUHAN melalui kesaksian hidupnya.

Beberapa waktu yang lalu saya dihubungi oleh seorang wanita bersuara lembut dan berparas manis, sebut saja Puan, yang setelah membaca tulisan-tulisan saya di blog ini tergerak hatinya untuk juga menceritakan kisah hidupnya tentang kebaikanNYA.
Puan memiliki pengalaman-pengalaman yang dahsyat dengan TUHAN, dan mau dia sharingkan agar kesaksiannya bisa menjadi berkat bagi orang lain.


Awal yang memprihatinkan

Puan lahir dari ayah dan ibu yang berbeda suku dan ras. Kebetulan kedua suku ini memiliki sifat yang dominan. Keluarga Puan menjadi seperti sebuah kapal dengan dua nahkoda. Perjalanan kehidupan keluarga Puan menjadi tidak harmonis, karena dikendalikan oleh dua nahkoda.

Puan bercerita bahwa dia sebenarnya anak yang tidak diharapkan, karena ibunya hamil diluar nikah, dan sudah tiga kali mencoba menggugurkan kandungannya dengan meminum obat serangga sebanyak tiga kali.
“Tapi mba, kalau kematian bukan kehendak TUHAN, hal itu tidak akan terjadi”, kata Puan.
“Saya maupun ibu saya tidak pernah meninggal akibat minum obat serangga itu, kami masih diperkenankan hidup oleh TUHAN”

Akhirnya ibunya menyerah setelah berkali-kali gagal mencoba menggugurkan kandungannya dan membiarkan anak dalam kandungannya hidup.
Ayah dan ibunyapun akhirnya menikah secara resmi.

Tiba saatnya Puanpun lahir ke dalam dunia.
Puan lahir dengan keadaan normal dan sehat, tanpa kekurangan sesuatu apapun.
“Ini benar-benar mujizat, mba” katanya dengan mata berbinar.
“Orang tua sayapun sangat bersyukur dengan kelahiran saya yang sehat tanpa kekurangan sesuatu apapun”



Sosok pengganti ibu

Ketika berumur sebulan, bayi Puan mengalami kejang yang diduga kemungkinan besar efek dari rencana pengguguran kehamilan yang sampai tiga kali pada saat dia masih berada di kandungan ibunya.

Karena sering mengalami kejang, dokterpun menyarankan untuk melakukan tes guna mendiagnosa lebih dalam dari kejang yang sering timbul. 
Tes tersebut berupa pengambilan cairan dari otak bagian belakangnya setelah bayi Puan berumur 1 tahun.
Tentu saja dari segi medis, tindakan tersebut ada efek sampingnya. Bayi Puan diperkirakan akan mengalami kebodohan.
"Sekali lagi TUHAN sayang sama saya, secara manusia memang saya tidak bisa bertumbuh sehat, tapi kehendak TUHAN bisa merubah segalanya menjadi kebaikan dan kemuliaan bagi NamaNYA" Demikian Puan bercerita.
Dari hasil tes tersebut, sama sekali tidak ditemukan penyakit apapun. Luar biasa!
Puan tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Dan dia tidak mengalami kesulitan apapun dalam menyerap pelajaran-pelajaran dari sekolah dan lingkungannya.

Puan, yang merupakan anak tertua, di masa remajanya sudah harus terpaksa menjadi sosok ibu untuk adik-adiknya yang masih kecil-kecil. 
Sosok orang tua yang seharusnya diperlukan untuk membimbing, menjaga, dan mengayomi mereka, malah sibuk dengan berjudi dan sering mabuk-mabukan, bahkan papa dan mama Puan masing-masing memiliki sosok idaman lain. 

Tentu saja hal ini membuat Puan menjadi sedih. Namun ayahnya masih bertanggung jawab menafkahi keluarganya. Uang hasil kerja ayahnya tiap bulan diberikan sebagian kepada Puan untuk diatur dan dikelola sepenuhnya untuk keperluan rumah tangga dan biaya pendidikannya serta adik-adiknya.

Saking dipercayanya, bahkan ketika adik-adiknya meminta sejumlah uang untuk suatu keperluan, ayahnya malah menyuruh adik-adiknya untuk meminta kepada Puan. Tentu saja apabila Puan melihat permintaan tersebut memang sebagai kebutuhan, Puan akan memberikan adik-adiknya sejumlah uang yang diminta mereka.

Menjadi sosok pengganti ibu membuat Puan tumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan matang. Dia menjadi bijaksana dalam segala sesuatunya.
Puan sempat berpikir bahwa dia sekarang adalah sosok panutan buat adik-adiknya. Untuk itu Puan bertekad untuk tetap menjadi orang benar di hadapan TUHAN, agar adik-adiknya bisa meneladani dirinya. Puan tidak mau adik-adiknya menjadi pribadi-pribadi yang nantinya akan menjadi sampah masyarakat, yang tidak berlaku benar dan tidak berguna bagi lingkungannya.

Gemblengan dan keteladanan Puan membuahkan hasil. Adik-adiknya sekarang menjadi orang-orang sukses dan bermanfaat bagi lingkungannya. Dan ini sangat membuat Puan bersyukur dan bahagia.


Curhat kepada TUHAN

Kehidupan Puan dari keluarga broken home tidak membuat Puan menjadi sosok yang buruk kelakuan dan sifatnya. Apabila Puan merasa sedih dan kecewa, dia tidak mencari pelampiasan dengan cara yang tidak benar.
Sebaliknya, dia justru semakin sering ‘bercakap-cakap’ dengan TUHANnya. Puan merasa selalu dekat dengan TUHANnya. Bahkan, dalam hal apapun, Puan seperti seorang anak yang manja di hadapanNYA. Dia tidak pernah sungkan membicarakan sesuatu hal, mulai dari topik sehari-hari, sampai topik untuk masa depannya, yaitu urusan mencari jodoh.

“Pernah suatu kali, ketika saya sedang berbicara kepada TUHAN mengenai jodoh saya, TUHAN memberi saya penglihatan bahwa jodoh saya nantinya adalah anak tertua juga, empat bersaudara, dan semuanya laki-laki....” Kenang Puan.
Dan memang benar-benar terjadi seperti penglihatan Puan sosok calon suaminya tersebut.

“Setelah menikah, saya juga sering bercakap-cakap mengenai anak pertama saya nanti... laki-laki, dan benar diberikan anak laki-laki” Kata Puan sambil tersenyum.

Selain sering bercakap-cakap secara pribadi dengan TUHANnya, Puan juga dekat dengan pembinanya di gereja. Bahkan ketika Puan lulus SMA, Puanpun sempat menanyakan ke pembinanya kuliah apa yang harus diambilnya. Untunglah pembina Puan adalah orang yang selalu mengandalkan TUHAN, dan dia mengajak Puan untuk berdoa bersama menanyakan kepada TUHAN.

Akhirnya TUHAN memberikan hikmat kepada Puan untuk mengambil kuliah kedokteran. Karena Puan memiliki otak yang encer, maka diapun tidak kesulitan untuk mendaftar kuliah dimanapun dia mendaftar. Akhirnya Puan memutuskan menjadi seorang mahasiswi di salah satu universitas ternama yang termasuk salah satu universitas terfavorit di Jakarta.




Sifat yang membumi

Puan tidak merasa kesulitan mendapatkan gelar dokternya.
Saat itu, karena Puan ingin mendapatkan pengalaman, Puan kuliah sambil bekerja. Pagi dia kuliah, dan sore sampai malamnya dia bekerja.

Lelah fisik tentu saja ada. Makanya Puan sering terlambat untuk kuliah pagi. Awalnya ada dosen yang protes karena Puan sering terlambat, namun ketika sang dosen tahu keadaan Puan, diapun memakluminya dan berpesan agar Puan bisa lebih on time lagi saat kuliah pagi.

Sifat Puan yang ramah, supel, easy going, dan membumi, membuat Puan banyak sekali teman. Bukan hanya teman-teman kuliahnya dan dosen-dosennya saja, tapi dari kalangan penjaga kantin, satpam, bahkan orang-orang kampung yang tinggal di sekitar kampusnyapun menjadi teman akrab dan teman ngobrolnya sehari-hari. Puan senang ngobrol bareng mereka, dan dari mereka, Puan belajar sesuatu yang lain tentang kehidupan dan survivalnya.

Waktu para mahasiswa sibuk mencari-cari pasien untuk kebutuhan kuliah prakteknya, Puan yang memang tidak punya waktu untuk mencari-cari pasien karena waktunya habis untuk kuliah dan bekerja, tak segan-segan dibawakan pasien oleh mereka teman-teman Puan dari golongan bawah, dan mereka tidak minta bayaran sepeserpun. Padahal teman-teman Puan yang lain sudah membujuk-bujuk dan bersedia membayar untuk pasien yang dibawakan tersebut, namun mereka menjawab tegas, “Ini hanya untuk Puan!”


Kehidupan pernikahan

Setelah setahun menikah, lahirlah anak pertama mereka, seorang anak laki-laki yang sehat. Puan dan keluarganyapun sangat berbahagia dan bersyukur kepada TUHAN.
Dua tahun kemudian, Puan hamil anak kedua, namun di usia kehamilan 7 bulan, TUHAN ijinkan Puan mengalami keguguran. Tentunya Puan sedih sekali.
Lalu setahun kemudian Puan hamil lagi dan kembali mengalami keguguran di usia kandungan 2 bulan. Kembali Puan terpuruk dan merasa sangat sedih.
Setahun kemudian, Puan kembali hamil anak ke 4nya, dan kembali lagi mengalami keguguran di usia kandungan 3 bulan.
Tiga kali mengalami keguguran tanpa tahu penyebabnya membuat Puan dan suaminya terus-menerus mencari second opinion ke beberapa dokter kandungan di 2 kota besar. Tapi para dokter tersebut tidak bisa memastikan apa penyebab gugurnya kandungan Puan sampai 3 kali berturut-turut itu. 

Dalam keterpurukan iman karena merasa selalu menemui jalan buntu, Puan mencoba membangkitkan imannya kepada TUHAN dengan mengikuti retreat dan berdoa di Bukit Doa Ungaran Semarang selama 3 hari 2 malam. Disana Puan sangat khusuk berdoa.

Akhirnya TUHAN menjawab doanya. Ada seorang teman yang menganjurkan Puan untuk menemui salah seorang dokter kandungan yang berpraktek di salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta.
Ternyata dari dokter tersebut diketahuilah penyebab keguguran Puan yang berulang, yaitu rahim Puan terbalik.
Dokter tersebut tidak memberi obat apapun, dan Puan hanya dihimbau untuk kembali menemuinya ketika hamil kembali.

Tiga kali mengalami keguguran membuat Puan menjadi sangat sedih dan marah kepada TUHANnya.
“Ini sangat tidak adil” katanya.
“Katanya TUHAN sayang saya, kok 3 anak saya diambil?”
Kemarahan Puan hampir membuat dia jauh dari TUHAN. Puan kecewa, dan merasa TUHAN sudah tidak menyayanginya lagi.

Tapi kasih dan kemurahan TUHAN selalu menyertainya.
Tiga tahun kemudian Puan hamil kembali.
Ketika kembali ke dokter kandungan yang terakhir memeriksanya, Puan dianjurkan untuk bed rest selama 6 bulan.
Tapi Puan bukanlah tipe wanita yang bisa tahan hanya berbaring tanpa melakukan apapun setiap hari. Puan adalah wanita aktif dan sangat berjiwa sosial dan penuh kasih, sehingga dia memutuskan untuk tetap praktek selama kehamilan. Dia juga masih menyetir mobil pergi pulang ke tempat praktek, tapi semua ini dilakukannya dengan hikmat dan sangat hati-hati demi kesehatan dan keamanan janin yang dikandungnya dan juga dirinya sendiri.




Kehidupan yang dipulihkan dan diberkati

Kehamilan Puan yang ke 5 ini menjadi titik balik Puan untuk mengenal kasih mula-mula kepada TUHANnya.
Sudah sekian lama Puan merasa TUHAN tidak sayang kepadanya, tapi justru segala sesuatu yang TUHAN ijinkan terjadi atas dirinya sebenarnya karena TUHAN demikian sayang kepadanya. Di kehamilan yang ke 5 ini, Puan diberikan kesehatan yang prima, dan juga kelancaran dalam proses kehamilan dan kelahirannya.
Seorang putri cantik akan selalu menemani kehidupan Puan dan keluarganya.
Kebahagiaannya sungguh tak terkira.

Suatu hari, Puan memiliki kerinduan untuk kembali melayaniNYA seperti dulu waktu dia masih kuliah. Puan memang berjiwa sosial dan sangat supel dengan siapapun.
Keinginannya tersebut dinyatakannya kepada TUHANnya.
Keinginan untuk kembali memiliki anak laki-lakipun diutarakannya kepada TUHAN.
Hampir 2 tahun kemudian, anak ke 6 nya lahir, seorang anak laki-laki yang sehat dan lucu meramaikan kehidupan keluarga mereka.
Puan sangat bersyukur dengan kehadiran buah-buah hatinya.

Saat inipun Puan juga sudah memiliki karir sebagai dokter di 2 tempat dan hidup dengan baik.
Suatu ketika, dia mendapat tawaran dari sebuah perusahaan besar di Indonesia, untuk mengelola 2 klinik yang menangani pasien-pasien BPJS.
Awalnya Puan ragu, karena dia masih berpraktek di sebuah rumah sakit yang cukup besar di kota tempat tinggalnya.
Namun TUHAN mengingatkan bahwa Puan pernah rindu untuk melayaniNYA melalui masyarakat yang kurang mampu.

Akhirnya Puan memutuskan untuk menerima tawaran tersebut, dan melepaskan rumah sakit yang selama ini dia bekerja disana.
Dari kacamata manusia tentu saja hal ini merupakan tindakan nekat. Tapi ternyata justru dari bekerja di 2 klinik tersebut, Puan justru mendapat penghasilan yang melebihi dari tempat dia bekerja sebelumnya. Dan dia bisa membantu suaminya menabung untuk keperluan anak pertama mereka yang beberapa tahun lagi akan kuliah. Luar biasa!

Menutup percakapan kami sore itu, Puan menuturkan bahwa sepanjang hidupnya dia selalu merasa diperhatikan oleh TUHAN. Sempat terpuruk dengan menjauh dari TUHANnya, namun TUHAN menariknya kembali melekat kepadaNYA.
“Saya tidak akan pernah dibiarkan menjauh dariNYA.... DIA begitu sayang kepada saya...” Kata Puan dengan mata berbinar.
Kepada setiap orang yang membaca kesaksian hidupnya ini Puan berpesan sambil tersenyum manis,
“GOD is good all the time... Jangan pernah ragukan TUHAN!”

You Might Also Like

4 comments

  1. So inspiring life story, our Father wll never leave us, in whatever circumstaces we had been trough.

    ReplyDelete
  2. Kesaksian hidup yg sangat luar biasa atas kebaikan Tuhan. RancanganNya sempurna.

    ReplyDelete

Popular Posts

Subscribe