Compassion (Inspired by Ps Ina Pattiasina)

May 12, 2018

Siang kemarin, begitu kami sampai di rumah dan baru saja turun dari mobil, secara tiba-tiba, seekor anak kucing menghampiri kami...

Dia begitu kecil, imut, dan mengeong terus seperti sedang minta perhatian kami...

Anakku Shalom langsung menghampiri, mengelus-elusnya serta berusaha menggendongnya...

"Kasihan, ma.... " Katanya.
"Dia pasti kehilangan mamanya..."

Tidak berapa lama, Shalom sudah 'sibuk' dengan anak kucing tersebut, dia sibuk menyuapi makan, memberi minum, memberi daun sebagai alas untuk si anak kucing berbaring, mengajak main, dan sebagainya....
Terlihat sekali kalau Shalom ingin memberi kenyamanan kepada si anak kucing tersebut.

"Sssstt! Jangan berisik, ma... Nanti dia bangun..." katanya ketika dilihatnya anak kucing itu tertidur kekenyangan di dekat kakinya, sambil telunjuknya ditempelkan di bibirnya yang mungil.

Lalu dia masuk ke dalam rumah, meninggalkan anak kucing yg tertidur untuk makan dan mandi, dan ketika didengarnya anak kucing itu kembali mengeong-ngeong di jendela seperti sedang memanggil-manggil, diapun segera keluar bermain kembali dengan si anak kucing itu.

Hampir seharian Shalom bermain-main dengan anak kucing tersebut, bahkan ketika koko Sam sorenya pulang, merekapun bermain bertiga.

Melihat usaha Shalom yg sedemikian maksimal hanya untuk seekor anak kucing, sayapun langsung bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia rela dan ikhlas melakukan ini semua demi seekor anak kucing? Padahal dia baru saja pulang dari rumah sakit untuk keperluan kontrol rutin telinganya, pergi dari jam 4 subuh, mengantri diantara sesaknya pasien-pasien lain, dan disanapun diambil tindakan yang cukup melelahkan bagi seorang anak usia 6 tahun. Tentunya cape bukan?
Tapi kenapa dia masih mau all out  'meladeni' si anak kucing tersebut?

Lalu sayapun merenung....
Dan saya mendapat satu kata, yaitu compassion (belas kasihan).

Ya, anak ini punya rasa belas kasihan yang tinggi untuk segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya...
Dan dia selalu bergerak untuk bisa melakukan sesuatu untuk mewujudkan belas kasihannya itu...

Kita semua punya rasa belas kasihan dalam diri kita, tapi yang membedakan adalah... Setelah kita tergerak oleh belas kasihan, apakah kita akan bergerak untuk mewujudkan belas kasihan kita?

Sayapun teringat akan cerita tentang TUHAN YESUS saat berada di Nain, yang bertemu dengan seorang janda yang sedang berduka karena anak laki-lakinya meninggal.

HatiNYA tergerak oleh belas kasihan melihat janda itu menangis, lalu dibangkitkanlah anak yang sudah meninggal tersebut.

Nain berarti kenikmatan....
Tapi pada saat itu, bukan kenikmatan yang ada, tapi kedukaan....

Ketika TUHAN YESUS tergerak oleh belas kasihan kepada janda tersebut, DIApun bergerak melakukan sesuatu untuk mewujudkan rasa belas kasihanNYA itu...
Sehingga kedukaan kembali menjadi kenikmatan penuh sukacita...

Tergerak tanpa melakukan sesuatu itu sama saja dengan tidak memberi dampak bagi diri kita pribadi,  maupun sekeliling kita.

Tergerak lalu bergerak, inilah yang akan memberikan dampak kepada sekeliling kita.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe