Belajar dari Raja Yosafat, 5 Hal yang Harus Dilakukan dalam Menghadapi Pergumulan!

October 19, 2018



Siapa yang dalam hidupnya sama sekali belum pernah menemukan masalah? Siapa yang dalam kesehariannya sama sekali belum pernah punya pergumulan?
Setiap manusia pasti pernah mempunyai masalah.
Masalah kecil atau besar, tentunya orang yang mengalaminya yang bisa menilainya, karena tingkat ketahanan dan kematangan serta kedewasaan tiap orang berbeda.

Perlu diingat, bahwa setiap pergumulan yang datang bukan dari Tuhan. Dia tidak pernah memberikan pencobaan (Yakobus 1:13), namun Dia mengizinkan pencobaan itu ada dalam setiap kehidupan anak-anakNya. Kenapa?

Dalam Yohanes 12:24 (TB), Tuhan Yesus mengatakan, bahwa, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”

Setiap anakNya, pasti diizinkan Tuhan untuk mengalami pencobaan. Pencobaan-pencobaan ini adalah proses ‘pembersihan’. Tujuannya adalah agar dapat menghasilkan buah lebih lebat!
Proses pembersihan tentunya merupakan saat-saat yang sulit, dan banyak anakNya yang tidak kuat, dan akhirnya lari meninggalkan Tuhan. Padahal, mungkin sebentar lagi adalah bagian Tuhan untuk bertindak menolong kita. Tapi kitanya yang kadang tidak sabar, dan malah memilih menyelesaikannya memakai cara kita sendiri, tanpa melibatkan Tuhan,sehingga bukan solusi yang di dapat, tapi masalah-masalah baru yang tak berujung.

Kita bisa belajar dari Raja Yosafat ketika akan berperang menghadapi Moab dan Amon, laskar musuh yang besar, dalam 2 Tawarikh 20. Setidaknya, ada 5 tindakan yang dilakukan Raja Yosafat yang dapat kita teladani untuk menghadapi pergumulan dengan cara yang berkenan kepada Tuhan:

1. Mencari Tuhan (ayat 3A)

Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN.

Langkah pertama yang diambil Raja Yosafat adalah mencari Tuhan! Dia tahu bahwa dengan kekuatannya sendiri, dia dan pasukannya tidak akan mampu melawan laskar musuh yang besar itu.

Dalam Matius 11:28 (TB), Tuhan Yesus sudah menawarkan kepada setiap anak-anakNya untuk datang kepadaNya dan akan ada kelegaan (jalan keluar) atas setiap pergumulannya.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”

2. Berpuasa (ayat 3B)

Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.

Tujuan berpuasa adalah untuk mematikan keinginan daging kita, karena keinginan daging sering menjadi kendala hubungan kita dengan Tuhan. Roh memang penurut, tetapi daging lemah.

Ketika kita matikan keinginan daging kita, maka roh kita menjadi kuat, dan kita akan dapat fokus untuk berdoa.

3. Rendah hati (ayat 12A)

Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami.

Walaupun seorang raja, Yosafat sangat rendah hati dihadapan Tuhan. Dia mengakui bahwa dirinya dan pasukannya tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Tuhan.

Kerendahan hati seringkali menggetarkan hati Tuhan.
Kerendahan hati seorang perempuan Kanaan yang memohon kesembuhan bagi anak perempuannya yang sangat menderita karena kerasukan setan, telah membuat hati Yesus tersentuh, sehingga anaknyapun menjadi sembuh (baca kisahnya dalam Matius 15:21-28).

4. Mata yang selalu tertuju kepada Tuhan (ayat 12B)

Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."

Mata yang tertuju kepada Tuhan artinya kita siap menerima perintahNya untuk melakukan langkah berikutnya sesuai petunjukNya.
Fokus kita hanya kepadaNya, karena hanya Dialah yang dapat melepaskan kita dari segala masalah.

Pemazmur mengatakan dalam Mazmur 123:2 (TB), “Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita”.

Ketika kita menujukan mata kita hanya kepada Tuhan, maka Diapun akan berbuat hal yang sama.
1 Petrus 3:12 (TB)  Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."

5. Doa sepakat (ayat 13)

Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka.

Doa sepakat berarti doa yang dilakukan lebih dari 1 orang, bisa 2 atau 3 orang, bahkan lebih. Doa sepakat mengandung unsur kesatuan hati. Disini tidak ada kepentingan pribadi yang didahulukan, tapi kepentingan bersama.
Matius 18:20 (TB)  Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Doa seorang yang benar bila dengan yakin didoakan, sudah sangat besar kuasanya. Apalagi kalau ada beberapa orang benar yang berdoa dengan sungguh-sungguh, sangat dahsyat kuasanya!

Yang harus lebih diperhatikan dalam doa sepakat adalah memilih partner doa yang bisa dipercaya dan benar-benar tulus membantu mendoakan, bukan malah bahan doa dijadikan bahan gunjingan dan pengungkapan aib seseorang.
Mintalah hikmat dari Roh Kudus, kepada siapa kita dapat menceritakan pergumulan kita, dan menjadi partner doa kita.

Pada akhirnya, Raja Yosafat dan pasukannya tidak berperang secara fisik menghadapi musuhnya. Tuhanlah yang berperang! Mereka hanya menonton para musuhnya saling membunuh.
Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu, dan tampaklah mereka semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput!

Setelah semua musuhnya mati, Raja Yosafat dan orang-orangnya diizinkan Tuhan untuk menjarah barang-barang milik musuh sampai 3 hari lamanya karena barang yang dapat dijarah sangat banyak. Bahkan, yang mereka rampas itu lebih banyak dari pada yang dapat dibawa!

Kemenangan sudah diraih! Kemudian apa yang Raja Yosafat lakukan beserta pasukannya?

* Mengucap syukur (ayat 18)

Lalu berlututlah Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem pun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya.

* Menyembah dan memuji Tuhan (ayat 19)

Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring.

Lalu,  bila Tuhan belum menjawab doa kita, apa yang harus kita lakukan?

Imani bahwa kita sudah menerima jawaban doa kita!

Markus 11:24 (TB)  Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

Walau secara fisik jawaban doa kita belum terlihat, imani bahwa kita sudah menerimanya.
Percayalah Tuhan pasti menjawab doa kita menurut waktu yang tepat bagiNya.

Anak-anak Tuhan pasti berdoa untuk meminta sesuatu yang bukan untuk kepentingannya pribadi dan membawa kepada kesombongan diri, tapi lebih kepada kemuliaan NamaNya.
Doa yang seperti inilah yang pasti dijawab Tuhan!

1 Yohanes 5:14 (TB)  Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.

Tuhan Yesus memberkati!

Baca juga: Pertolongan Tuhan





You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe