The Real Motivators

January 16, 2009

Belakangan ini saya banyak membaca buku, majalah, artikel, bahkan menonton acara televisi lokal dan internasional yang membahas masalah tentang motivasi. Ada yang bagi saya biasa-biasa saja -bahannya basi dan cara penyampaiannya terlalu bertele-tele- dan ada juga yang sangat menggugah, bahkan membangkitkan semangat saya untuk membuat suatu karya yang positif. Apapun bentuk dan cara penyampaiannya, mereka inilah yang disebut para motivator.

Di jaman yang sedang tak menentu seperti sekarang ini, saya merasa “kehadiran” motivator sangatlah penting. Contohnya saya sendiri. Kalau diingat-ingat, sepanjang perjalanan hidup, saya banyak dipertemukan dengan para motivator. Motivator itu bisa orang tua, pasangan hidup, teman, rekan kerja atau seseorang yang sangat diidolakan.

Pada saat saya masih bersekolah, tepatnya kelas 3 Sekolah Dasar, ada seorang guru yang sangat saya kagumi. Penampilan beliau sebenarnya sederhana, tapi beliau begitu memesona saya. Apa sih yang membuat saya sampai terpesona dengan beliau? Perhatian khusus yang diberikan kepada setiap anak didiknya pada saat berulang tahun! Setiap ada anak didiknya yang berulang tahun, beliau pasti memberikan kartu ucapan selamat ulang tahun dengan tulisan dan hiasan yang digambarnya sendiri. Sederhana memang, tapi apa yang telah beliau lakukan, membuahkan kenangan yang sangat manis bagi saya, dan sampai saat ini beliaulah the real motivator saya dalam bidang kepedulian terhadap sesama dan lingkungan sekitar.

Lalu pada saat kuliah, saya sempat stuck pada saat sedang menyusun skripsi. Kendalanya tak lain dan tak bukan adalah dosen pembimbing skripsi saya yang sangat perfeksionis, sehingga saya selalu mengulang kembali bagian-bagian skripsi yang sudah saya buat. Kurang inilah, kurang itulah, dan lain sebagainya.
Sempat saya berpikir untuk menunda pembuatan skripsi ini apalagi pada saat itu saya sudah bekerja dan sudah dapat menghasilkan pendapatan sendiri. Tapi ternyata suami saya -yang waktu itu masih berstatus calon- tak henti-hentinya mendorong saya agar tidak putus asa –tapi saat itu saya agak mengacuhkan supportnya-. Mungkin saking putus asanya, dia sempat “mengancam” begini, “Pokoknya kita tidak akan menikah sebelum kamu lulus dan diwisuda” (Wadoh!!! Pada saat itu masa pacaran kami sudah menginjak tahun ke 11, masa mau pacaran terus????). Tapi “ancaman” ini berhasil lho! Tidak berapa lama sayapun lulus, diwisuda dan….. menikah. Sampai saat ini suami adalah the real motivator saya dalam bertekad untuk menyelesaikan sesuatu yang tertunda.

Lalu ketika saya mulai bekerja, kebetulan saya memulai pekerjaan di bidang yang boleh dibilang saya ini newbie (kuliah ambil jurusan ekonomi, tapi kerjanya di bidang pendidikan, tidak nyambung, kan?). Tapi pada saat interview, saya memutuskan untuk bicara jujur tentang pengalaman saya yang benar-benar tidak ada dan tanpa disangka-sangka justru saya diterima. Akhirnya pimpinan saya itu yang mentraining saya langsung sehingga dalam waktu singkat, saya sudah menguasai bidang pekerjaan saya yang baru itu. Sampai saat ini mantan pimpinan saya ini adalah the real motivator dalam bidang memulai pengalaman di bidang yang baru.

Setelah beberapa tahun, saya pindah ke tempat kerja yang baru (masih dalam bidang yang sama). Di tempat ini, Puji Tuhan, karir saya sangat cepat menanjak. Dalam 1,5 tahun, sudah 2 kali saya dipromosikan naik jabatan sampai menduduki posisi tertinggi di perusahaan tersebut (Di atas saya langsung si owner dari perusahaan tersebut). Pada tingkat posisi itu saya dituntut untuk selalu berpikir kreatif, inovatif lalu dibarengi dengan merealisasikan terobosan dari apa yang sudah saya konsepkan. Untuk kedua hal pertama bagi saya tidak ada masalah. Tapi untuk merealisasikan terobosan? Whew…. Saya harus piki-piki (pinjam kata-katanya Project Pop ah) dulu berkali-kali. Nah, pimpinan saya ini yang selalu memotivasi saya agar saya berani melangkah merealisasikan ide-ide kreatif dan inovatif saya. Sampai saat ini mantan pimpinan saya yang kedua ini adalah the real motivator dalam bidang merealisasikan terobosan-terobosan yang kreatif dan inovatif.

Terakhir, belum lama ini, saya berkenalan dengan seorang penulis motivasi terkenal yang memang dari tulisan-tulisannyanya selalu memberikan inspirasi dan semangat bagi saya untuk mnghasilkan suatu karya yang positif. Dari situs pertemanan di internet, saya “memberanikan” diri untuk berdiskusi tentang hobi menulis saya. Gayung bersambut. Beliau meresponi diskusi itu. Blog ini adalah “buah” dari dorongan beliau atas penyaluran hobi saya kearah yang positif. Beliau adalah the real motivator dalam bidang menghasilkan suatu karya positif.

Sepanjang sejarah kehidupan saya, mereka-mereka inilah yang telah memotivasi saya dalam bidang kepedulian terhadap sesama dan lingkungan sekitar, bertekad untuk menyelesaikan sesuatu yang tertunda, memulai pengalaman di bidang yang baru, merealisasikan terobosan-terobosan yang kreatif dan inovatif, dan menghasilkan suatu karya positif. Merekalah yang saya sebut The Real Motivators. Special thanks to my real motivators!

You Might Also Like

2 comments

  1. Iya mba dalam hidup kita perlu motivators ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali, kalau ga ada motivators, ibaratnya seperti mobil mogok tapi ga ada yang dorong... yaaa mandek terus deh...
      Thx commentnya ya...

      Delete

Popular Posts

Subscribe