Adakah Hidup Kita Berarti? (Bagian 2)

September 22, 2018




Suatu hari, ada seseorang yang menanyakan kepada saya, bagaimana kita tahu bahwa hidup kita berarti? Apakah dari banyaknya harta yang dia punya, atau dari jabatan yang diembannya, atau dari apa?
Pertanyaan simpel, namun perlu pemikiran yang dalam untuk menjawabnya.

Ketika saya sedang berpikir sesaat untuk menjawabnya, tiba-tiba saya teringat akan kejadian beberapa hari yang lalu ketika saya sedang melihat seorang anak kecil sedang menawarkan buah stroberi dalam wadah-wadah rotan kecil kepada seorang ibu. Ibu ini awalnya tampak tidak terlalu tertarik untuk membelinya. Namun, karena anak kecil ini gigih menawarkan dan memang tampaknya buah stroberinya nampak segar-segar, akhirnya si ibu mulai memilih-milih untuk membelinya.

Si ibu mulai menawar pula, dan si anak kecil katakan, kalau yang lebih murah buahnya beda, lalu dikeluarkan buah stroberi dari wadah yang lain, dan dari penampilannya, sudah jelas terlihat bahwa buah yang harganya lebih murah ini kualitasnya berbeda dengan buah yang harganya lebih mahal.

Saat itu pula saya mendapat hikmat untuk dapat menjawab pertanyaan teman saya tadi.

Hidup kita berarti apabila kita sudah ‘berbuah’.
Dalam Matius 7:20 (TB)  dikatakan, “Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”
Apa ya maksudnya?
Jadi gini, hidup kita berarti itu diukur dari seberapa besar kita sudah berdampak buat orang lain. Tentunya berdampak akan hal-hal yang positif ya, guys!

Ada 2 hal penting yang harus kita ketahui agar hidup kita berarti dan dapat memberikan dampak yang positif bagi orang lain.

Mengasihi Tuhan dengan segenap hati

Hal yang paling utama adalah kita harus mengasihi Tuhan terlebih dahulu. Dalam Markus 12:30 (TB)  dikatakan bahwa, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”

Mengasihi Tuhan adalah hukum utama jika kita mau hidup kita berarti dan memberikan dampak yang positif kepada sekitar kita.

Kita juga pasti akan selalu ingin memberikan yang terbaik untukNya, jika kita sungguh-sungguh mengasihi Dia. 
Ilustrasinya bisa kalian baca Disini ya, guys! 

Mengasihi sesama manusia

Kelanjutan dari firman yang pertama tadi adalah seperti tertulis dalam Markus 12:31 (TB) “Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

Tuhan Yesus sudah menjelaskan bahwa kedua hukum ini adalah yang terutama. Inti dari kedua ayat tersebut adalah KASIH yang tulus, baik kepada Tuhan maupun sesama kita.

Mengapa kita harus mengasihi Tuhan lebih dahulu, baru kepada sesama kita?
Karena kita perlu kasih Tuhan ada dalam hati kita untuk dapat mengasihi sesama kita. Jika kasih Tuhan tidak ada dalam hati kita, kita akan menjadi pribadi yang cepat menghakimi sesama, dan tidak tulus dalam mengampuni.

Ketika kita sudah memiliki kasih Kristus, maka kitapun akan dengan senang hati melakukan kebaikan untuk sesama kita, tanpa disuruh. Hati kita akan cepat tersentuh dan tergerak untuk membantu. Kenapa? Karena kita mengasihiNya! Sehingga dalam hati kita, akan selalu menggebu-gebu untuk berbuat kebaikan demi memuliakan NamaNya.

Ketika kita bisa menjadi saluran berkat, bahkan saluran berkat sukacita kepada sesama, maka disitulah kita merasakan hidup kita berarti. Tentunya bukan karena sanjungan dan pujian dari sesama. Semua kemuliaan harus kita kembalikan hanya untukNya! Hati kita terpuaskan bukan karena pujian dari manusia, tapi karena kita tahu kita sudah melakukan hal yang benar dimataNya, dan hal tersebut menyenangkan hatiNya!

Kita sadar, bukan karena kuat dan gagah kita, tapi karena RohNya ada dalam kita, dan memampukan kita mengerti kehendak Bapa kita.

So, guys!
Selama kita masih diberikan napas kehidupan dariNya, pergunakanlah sebaik-baiknya dengan cara yang benar. Berbuahlah! Hasilkan ‘buah-buah’ yang manis dan tidak busuk. Jadikan melakukan kebaikan sebagai kesukaan kita demi memuliakan NamaNya!

Jangan pernah berpikir bahwa kamu masih muda untuk dapat memberikan dampak positif bagi orang lain. Siapapun kamu, bisa mulai menularkan dampak yang positif kepada orang-orang disekitarmu. Ingat ayat ini:

1 Timotius 4:12 (TB)
Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

So, mari hasilkan buah dan jadikan hidup kita berarti ya, guys!

Tuhan memberkati!

Baca artikel bagian 1 Disini

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe